PERIODE REPUBLIK
1942 - 1998
Di tengah dunia yang bergejolak, Sultan Hamengku Buwono VIII wafat. Gusti Raden Mas Dorodjatun dilantik menggantikan ayahnya pada tahun 1940. Pelantikan Hamengku Buwono IX tidak dapat segera dilaksanakan, karena negosiasi yang alot dengan Lucien Adam, Residen Yogyakarta.
Dua tahun Hamengku Buwono IX bertakhta, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada militer Jepang. Sang Sultan muda yang pandai bernegosiasi, mampu memanfaatkan kehadiran Jepang untuk membangun Selokan Mataram sekaligus melindungi rakyat dari kewajiban menjadi romusha.
Ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan, Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII dengan tegas menyatakan dukungannya kepada pemerintahan Republik.
TIdak sekadar mendukung, Hamengku Buwono IX dengan Paku Alam VIII dengan tangan terbuka menjadi tuan rumah bagi Pemerintahan Republik. Yogyakarta menjadi ibu kota bagi Republik Indonesia, dukungan juga datang dari rakyat Yogyakarta yang turut menyumbangkan harta dan tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta memasuki era baru sebagai bagian dari Republik Indonesia.